lagi. tontonan itu lagi.
yang setiap malam perlahan menjadi rutinitas.
seakan semua acuh kepadanya. tidak ada yang peduli.
kemudian batinku menangis. sesak menikmati pemandangan yang tidak mau aku lihat.
bukan jijik. hanya saja aku tidak mampu bertahan untuk tidak menjadi mendung.
aku ingin menangis dilihatnya.agar tau kalau aku juga tau
aku bukan satu-satunya saksi bisu.
mereka semua pun tau. dan mulai membicarakan itu
dan dia! aku tidak mampu menahan amarah setiap kali dia yang dengan acuh
ikut tertawa untuk-nya. mencemoohnya. dan dia lupa ini kesalahan siapa.
dan aku terlalu menahan amarah ini hingga menjadi benci.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar