Selasa, 17 April 2012

Panggung Lakon Manusia

7:19 PM

Manusia
kasta tertinggi dalam semesta cipta Tuhan.
tetapi rendah dalam berakal budi.
seringkali kemudian menggunakan tolak ukur sendiri,
bahwa mereka adalah Tuhan untuk mereka sendiri.
berpesta dan bersuka ria. berfoya dan berhura.
entah Naif atau menutup mata.

dan pada belahan waktu dan tempat lainnya,
manusia lainnya,
tersedu memaksa Tuhan untuk segera bangun di malam hari.
sekedar tatap muka untuk mendengar segala pilu dan resah mereka.
bersimbah harapan dan kepasrahan, akan nasib yang merasa dipermainkan.

dan Tuhan.
menggunakan "tali kendali" kasat mata.
menjadi sutradara dalam lakon nasib manusia.
dalam analogi sebuah roda berputar, kadang nasib baik tp bisa juga buruk.
tapi entah kapan. roda itu kemudian mempersilahkan keduanya untuk bertukar posisi.
karena tampaknya semua selalu pada tempatnya.

Mereka Sebut "Cinta"

dalam sebuah pencarian makna
5:33 PM


"I LOVE YOU…"
"I LOVE YOU TOO"
dalam setengah berbisik kudengar desah nafasnya ditelingaku.
dan kemudian kami terlarut menjadi satu.
hahaha, LARUT, .seperti serbuk kopi dan susu dalam secangkir gelas,
yang menjadi satu dalam panasnya air.
saling bercumbu , atas label sepasang kekasih,
dengan asas cinta.


hahaha,
cinta.
sebuah kata yang terdengar tulus.
dan begitu mampu meluluhlantahkan setiap tembok keteguhan seseorang.
maknanya begitu dalam dan tanpa tolak ukur.
sebuah perasaan yang bisa dirasakan oleh para pecinta-nya.

tapi seringkali di salah artikan dan DISALAHGUNAKAN.
bagiku, makna itu telah mengalami banyak
pergeseran,.

Koreksi saya  bila salah:

cinta - tulus
mencinta - memberikan cinta atau sedang merasakan cinta
pencinta - seorang yang sedang jatuh cinta
bercinta - berbagi cinta? sedang melakukan kegiatan cinta? menunjukan cinta by what?

having sex?
hahaha. TOLOL!

lalu dimana batasan antara cinta dan nafsu?

"salah siapa?"
mereka bilang bukan salah keduanya, mereka menggeleng.
"salahkan setan yang pandai merayu."
"salahkan dinginnya hujan yang menderu yang memaksa kami untuk segera dihangatkan."
"salahkan heningnya malam dan ngorok lelap semua yang tertidur, yang memberi kami ruang dan waktu"
 "jadi, salah kami yang saling bercinta?"


dan malam itu,
si kepala tanduk mengintai dari kejauhan,
simpul senyum kecil yang menghias manis dibibirnya tersungging,
ketika melihat mangsa nya mulai lengah berjaga di benteng-benteng pertahanan iman mereka.
dan akhirnya ambruk betulan.
merusak jutaan doa dan dzikir mereka dalam sekejap petikan jari.

kita adalah setan bagi diri kita sendiri,
tapi seringkali menyalahkan setan lain yang menghasut dan membujuk.
itu fitnah loh.
:p