Jumat, 15 Januari 2016

durhaka

Jakarta, 20 April 2015
9:42 PM


Mereka akan bilang, Aku si anak durhaka.
Karena buat hati ibu berduka.
Tapi apa mereka tau, hati ini lebih dulu dibuat luka.
Begitu sedih dan kecewa.


Tapi durhaka tetap durhaka.
Karena seorang ibu begitu mulia.
Karena tiada satu hal pun mampu buat Ia menjadi salah.
Meski hati ini juga lelah.


Maka kelak sebut saja aku ini,
si anak durhaka, yang juga terluka.

Senin & Karma

Jakarta, 30 Maret
9:33 PM

Senin
Jalanan macet,
Panas terik,
Amarah diawal minggu,
Runutan kewajiban ,
uncheck box,
List hutang piutang yang belum kau bayar karena gajian telat,
Bayangan akan waktu lembur (lagi),
Exhausted di pembuka hari.


Kenapa senin selalu menjadi hari kramat bagi para pemimpi, yang merasa bebas namun kemudian terbelenggu pada ikatan kewajiban.
Yang mencekik leher anjing piaraan dgn tali seolah memaksa untuk kau ikuti jika tak ingin ikatan itu semakin kuat karena salah posisi.
Hhhh...
Kebebasan yang direnggut realita.

Dan karma,
Karma membungkus senin ini dengan begitu sempurna.
Seolah apa yang kau lakukan sehari sebelumnya harus kau tebus dihari sesudahnya.
Kebebasan dan kehagiaan tanpa logika, yang kau lakukan sebagai bentuk apresiasi rasa bebas dr kencangnya ikatan senin minggu sebelumnya seolah menjadi hitungan mundur menuju karma yang akan kau terima disenin setelahnya.

Yang lama kelamaan membuatmu merasa seperti seekor hamster yang berlari pada track yang sama, yang hanya berputar dan terus berulang.
Rutinitas pasti yang sangat membosankan. Tidak berkesudahan.

happy ending

Jakarta, 30 Maret 2015
9:53 AM


Aku selalu ingin tau,
Bagaimana nasib tokoh antagonis atau figuran dalam sebuah film happy ending.

Kenapa hanya tokoh central yg dipikirkan kebahagiaannya?

sendiri

Jakarta, 9 April 2015
11:33 AM

Seringkali dibuat bingung.
oleh tolak ukur bakti atau ego sendiri.
ibu sendiri.
dan aku, anaknya sendiri.

seringkali manusia terlupa,
menjadi begitu ingin kerahkan tenaga untuk yang terdekat, kerabat.
tapi penuh alasan kepada ibu, malas-malasan.
manusia itu, aku sendiri.

seringkali aku merasa sakit,
sekujur tubuh terasa ngilu,
gairah hilang seketika.
karena kepala ini kepenuhan, ingin pecah.
semua tertumpuk, tak bisa keluar.
tiada yang percaya, kerabatpun tiada.
aku, sendirian.
dan ibu hadir atas inginya sendiri.

kemudi

Jakarta, 23 April 2015
1:09 PM


Satu lagi, hari ini.
Manusia dihadapkan pada pilihan hidup.
Dan kemudi menanti kemana roda akan diputar.
Anda nahkodanya, dan kapal ini menanti untuk diarahkan.
Karena pada setiap arah kemudi yg diputar, cerita kisah hidup jg akan dimulai.

Karena pada setiap pilihan yang ditinggalkan, tiada boleh ada kata sesal.

rasa

Jakarta, 16 Mei 2015
1:50 AM


Sulit rasanya,
Jika manusia ingin dipahami tanpa mau memahami manusia lainnya.
Ingin bisa dirasa tapi tak mampu merasa.

Diri begitu angkuh

lost

Jakarta, 16 Mei 2015
6:08 PM

Bertanya dan bertanya,
Seolah ilang hingatan.
Dimana aku?
Dimana seharusnya aku berada?
Seperti seekor hewan yang kehilangan rumpun kerabatnya,
Merasa sendiri, dan salah tempat.

Tempatku bukan tempatku.
Tapi pun aku tak tau dimana tempatnya.

stage of life

Jakarta, 23 September 2015
11:26 PM


seringkali kini aku berfikir tentang hal ini,

bahwa aku kini berada disini
berdiri pada pijakanku sekarang.
pada level ini.
atas apa yang kualami, atas apa yang terjadi.
hal-hal tentang bagaimana caraku bertutur,
pola komunikasi dengan manusia, dengan sesama.
bagaimana aku memandang Tuhan ku sebagai solusi. sebagai obat penenang,
jatuh bangun dan tanggung jawab besar yang kuemban sekarang,
hingga sampai bagaimana aku berfikir dan menindaklanjuti hal ini.

aku tidak akan bercerita tentang apakah aku suka atau tidak,
tetapi justru tentang rasa dari "permainan" ini.
dari dulu aku sebut hidup sebagai suatu permainan dalam video game.
ada level, stage dan tingkat kerumitan yang harus kau lalui untuk bisa naik ke tahap selanjutnya.
dan satu hal yang kupercaya, setiap player pasti akan mampu naik ke satu tahap yang sulit jika ia mampu.


siap ke stage selanjutnya?

Satu rumpun saudara

Jakarta, 26 juli 2015
2:15 pagi


Jangan bunuh sesamamu dalam lapangan sendiri hanya untuk kepuasan diri,
tapi ingatkan ia dengan tutur kata yg santun bagi hatinya.
Jangan pula termakan amarah hingga terlupa tutur kata kepada siapa kau berbicara,
hingga setiap kata yg terucap akan meninggalkan arti yang pahit pada telinga yg mendengarnya.

Karena kau hanya akan nyalakan api dan jadikan letupannya sebagai medan perang bagi sesamamu.

Jangan nyalakan apinya!

Lebih baik nyalakan lampunya,
jadikan cahayanya sebagai penerang kebimbangan,
menjadi penhangat untuk semua,

sebagai jalan keluar dr kegelapan.

superman-ku

Ternyata,
Superman itu tidak ada.
Ia tidak pernah ada.
Sosok itu hanyalah karangan yg kubuat agar seolah aku perkasa dan tidak terkalahkan.
Kupikir kemudian ia menjadi nyata, melekat dalam diriku.
Rupanya tidak.
Supermanku itu begitu saja tumbang,
Tanpa tenaga, menyerah tiada daya.
seketika saat dihadapkan pada krypton nyata, yaitu selembar resep obat yang harus ia tebus dalam pertemuannya singkatnya dengan sang dokter malam itu.