Kamis, 25 Februari 2010

Tidak Mengabdi

malam ini tidak ada rutinitas x.
tapi ada kesemuan lagi, yang jg salah satu bagian dari rutinitas-nya.
menyepi. atau di sepi-kan
oleh sekililing tempat tujuan pulangnya.
tidak ada hangat karena nafas manusia. hangat nya ya karena memang udara panas.

semua acuh. termasuk pula aku.
ingin waktu bakti-ku ditagihnya
agar aku bisa mengabdi.
tapi ia dari keraton. malu2 dan tidak enak.
padahal ia si raja pemimpin negeri kecil ini.
tapi diabaikan oleh ratu dan rakyatnya.
salah siapa?
aku pun masih bertanya. :(

Jumat, 19 Februari 2010

akulah si pencipta

angin malam menampar wajah bulat yang menyembul dari balik kaca setengah.
jarak kini tercipta.
putaran ketiga kalinya.

aku ini apa?
batu?
dengan sengaja tembok-tembok itu aku bangun.
kepada semua yang berlalu lalang.
mecipta sebuah dinding tidak kasat yang kelamaan sendiri,
menyepi

aku mau pulang. ke tujuan semula.
aku mau tidur dan bermimpi,
aku mau bermain dan melompat.

aku mau ramai dan riang.
aku mau

tik tok tik tok tik tok

Baru saja tersadar, saat waktu terhitung mundur.
aku aneh karena aku lemah.
karena ketakutan akan satu rasa, hilang.

aku lemah karena aku takut,
meski tiap kisah punya akhir,
tapi sesuatu yang dinamakan rasa, membuat kisah tidak ingin sampai ke babak akhir.

aku takut karena aku ditinggalkan.
oleh rasa itu yang menjadi tujuanku pulang

Rabu, 03 Februari 2010

Rutinitas XXX

lagi. tontonan itu lagi.
yang setiap malam perlahan menjadi rutinitas.
seakan semua acuh kepadanya. tidak ada yang peduli.
kemudian batinku menangis. sesak menikmati pemandangan yang tidak mau aku lihat.
bukan jijik. hanya saja aku tidak mampu bertahan untuk tidak menjadi mendung.
aku ingin menangis dilihatnya.agar tau kalau aku juga tau
aku bukan satu-satunya saksi bisu.
mereka semua pun tau. dan mulai membicarakan itu
dan dia! aku tidak mampu menahan amarah setiap kali dia yang dengan acuh
ikut tertawa untuk-nya. mencemoohnya. dan dia lupa ini kesalahan siapa.
dan aku terlalu menahan amarah ini hingga menjadi benci.