4:59 PM
pada sebuah labirin
dibawah sorot lampu taman.
pada sebuah malam yang kelam.
isak tangis dan lolongan caci maki,
tumpah ruah dan mengudara.
bersama sejuta rasa kecewa.
dibawah sorot lampu taman.
kepala nya tertunduk lemas.
karena raganya telah kosong,
karena jiwanya baru saja mati.
dibawah sorot lampu taman.
cita dan asa meluap habis.
hilang bersama rasa percaya.
dibawah sorot lampu taman.
tertusuk oleh dinginnya angin malam.
nadi mulai lelah berdenyut,
dan jantung pun tidak lagi mau berdetak.
dibawah sorot lampu taman.
kunang-kunang kerlap dan kerlip.
mengajakku menari dan pergi jauh.
perlahan matapun terpejam.
dan air mata kini mengering.
dibawah sorot lampu taman.
aku meninggalkan dunia.
Jumat, 30 September 2011
Senin, 26 September 2011
Minggu, 25 September 2011
look at me though the fish-eye
Label:
Side street activities
Jumat, 16 September 2011
pasar rakyat
temaram sinar lentera malam
diantara langkah-langkah penuh harapan.
beratap langit telanjang bertabur bintang.
tampak rembulan tengah mengintip dari balik tirai semesta,
mencibir dan menghujati lakon kehidupan.
terdengar teriakan para penggantung nasib malam
yang mulai meneriakan sembah sapa..
menawarkan beraneka rupa lewat kepalsuan.
bermodalkan tenaga dan peluh keringat.
beralaskan tikar dan bambu-bambu tua sebagai etalase.
meleburkan harapan lewat nasib malam.
satu diantaranya, sebuah kios kecil
menjajakan seribu wajah kehidupan,
aneka rupa topeng kayu.
untuk bisa kau pilih disana, rupa mana yang paling sesuai.
tentu saja terjadi perkelahian,
jambak menjambak dan cakar cakaran.
spontan menjadi tawuran.
karena semua ingin topeng terbaik,
dengan rupa paling sempurna.
dan paras yang hanya dimiliki Tuhan.
si penggantung nasib hanya mengintip diam-diam
melihat pertarungan ketamakan dihadapannya,
ia hanya bergumam kecil pada dirinya..
mencibir dan menertawakan mereka semua.
kemudian dari balik tubuhnya terlihat sebuah topeng
paling berkilau dengan rupa yang paling indah,
yang sudah digenggam erat dalam kedua tangannya.
diantara langkah-langkah penuh harapan.
beratap langit telanjang bertabur bintang.
tampak rembulan tengah mengintip dari balik tirai semesta,
mencibir dan menghujati lakon kehidupan.
terdengar teriakan para penggantung nasib malam
yang mulai meneriakan sembah sapa..
menawarkan beraneka rupa lewat kepalsuan.
bermodalkan tenaga dan peluh keringat.
beralaskan tikar dan bambu-bambu tua sebagai etalase.
meleburkan harapan lewat nasib malam.
satu diantaranya, sebuah kios kecil
menjajakan seribu wajah kehidupan,
aneka rupa topeng kayu.
untuk bisa kau pilih disana, rupa mana yang paling sesuai.
tentu saja terjadi perkelahian,
jambak menjambak dan cakar cakaran.
spontan menjadi tawuran.
karena semua ingin topeng terbaik,
dengan rupa paling sempurna.
dan paras yang hanya dimiliki Tuhan.
si penggantung nasib hanya mengintip diam-diam
melihat pertarungan ketamakan dihadapannya,
ia hanya bergumam kecil pada dirinya..
mencibir dan menertawakan mereka semua.
kemudian dari balik tubuhnya terlihat sebuah topeng
paling berkilau dengan rupa yang paling indah,
yang sudah digenggam erat dalam kedua tangannya.
Label:
ruang sumpek penuh cerita
Langganan:
Postingan (Atom)