Rabu, 18 Agustus 2010

Ayah

sosok 1 : "berikutnya.." (kemudian melihat catatan panjang ditanganNya dan sekilas melihat ke arah ayah dan berkata lagi ) ... "hemmm.. Agus Cipto Ajie."
Ayah : "Hamba"
Sosok 1 : " Dalam catatan Ku kamu meninggal dan sebuah acara keluarga. Sehabis solat dzuhur dan tengah meneguk segelas teh tarik sambil bersenda gurau."
Ayah : "Hamba"
Sosok 1 : " Dalam catatanKu pula kamu adalah seorang suami dan ayah dari 4 orang anak."
Ayah : "Hamba"
Sosok 1 : " Apakah kamu bahagia dengan keluargamu? apa sudah cukup bakti anakmu? apa sudah sakinah keluargamu? apakah mereka patuh terhadapmu? Apakah istri dan anakmu menyayangimu? dan apakah kamu sudah cukup puas dengan waktu yang telah KU berikan?"

Kemdian Ayah terdiam sejenak. pikirannya menyelam jauh ke beberapa masa yang lalu.
Ayah : " Hamba memang merasa asing dirumah hamba. Sudah lama hamba tidak tidur bersama istri hamba, anak-anak hamba acuh. Bahkan seringkali membangkang. Anak tertua hamba seringkali tidak mau mendengar nasihat hamba, seringkali geram. Anak kedua hamba terlalu sibuk dengan diri dan perkejaannya sampai larut malam. Dan penerus hamba nantinya, putra-putra hamba, acuh terhadap hamba, terlalu asik dengan dunia maya dan pergaulannya.
Seringkali hamba ditiadakan, oleh kesibukan mereka. Hamba hanya berkawan pada televisi hingga larut malam.. menanti mereka pulang. Seringkali mereka kesal, padahal hamba khawatir. Seringkali suara hamba tidak didengar, hamba ditiadakan. Dan dipandnag sebelah mata.
Hanya pada dinding hamba berkeluh kesah tentang pekerjaan hamba dan kepada layar televisi hamba menceritakan kejadian lucu dkantor hamba, dan lomba paduan suara yang hamba menangkan. Seringkali hamba larut dalam tangis hamba. dalam ibadah dan doa hamba meminta agar doa hamba diampuni, karena tidak mampu memimpin keluarga hamba agar sakinah"

Mata ayah pun berkaca, Ayah pun tertunduk menutupi sesak hatinya. Namun sesaat kemudian ayah tersenyum dan berkata:
Ayah : " Namun Hamba bahagia ya Tuanku, karena di bulan bulan terakhir waktuku, Aku merasakan kasih sayang yang luar biasa dasyat dari mereka. Istriku yang selalu menjaga ku dan mengingakan waktu minum obatku,,yang setiap malam menangis dan mendoakanku. Anak-anak gadisku yang sudah kerja dan mencari nafkah sendiri dan anak laki-lakiku yang menemaniku waktu nntn tvku. Aku merasakan kasih sayang mereka ya Tuanku. Terbayar sudah kesendirianku hanya dalam 3 bulan waktuku. Dan kini aku tersenyum lega melihat mereka dari atas sini Tuanku. Mereka tegar. Kulihat mereka makin akur dan erat. Nantinya mereka akan membuat ku bangga dari sini Tuanku. Anak-anak Gadisku akan menjaga Istri dan anak lelakiku. Mereka pantang menyerah demi ibu dan adik-adiknya. Dan Nantinya anak-anak lelakiku akan menjadi pemimpin dirumahku, imam untuk keluarga ku..
Mereka akan menghiasi rumah kami dengan salawat dan menaburi ku dengan doa, sehingga aku tidak lagi merasa sendiri. Aku puas Tuanku. Aku ikhlas. Dan ini memang sudah waktuku."

Sosok 1 : "Kalau begitu kamu boleh masuk"

5 komentar:

  1. chacaa....sedihnya,tapi hebat kalian bisa setabah itu :)
    keep up the good work ya :)

    BalasHapus
  2. @ karin : please dont cry. :) pray together for him. would you? :)

    @ mba git : iya mba git. insyaallah akan tabah, dan harus. kalo ga kasian ayah :D

    BalasHapus
  3. chachaaaaaaaaaaaaaa...................... :'(

    BalasHapus
  4. sabar ya chaa.. yang semangat yaaa :)

    BalasHapus