Rabu, 10 September 2014

Jembatan Zaman


Setiap jenjang memiliki dunia sendiri, yang selalu dilupakan ketika umur bertambah tinggi.
Tak bisa kembali ke kacamata yang sama, buka berarti kita lebih mengerti dari yang semula.
Rambut putih tak menjadikan kita manusia yang segala tahu.

Dapatkah kita kembali mengerti apa yang ditertawakan bocah kecil, atau yang digejolakkan anak belasan tahun seiring kecepatan zaman yang melesat meninggalkan?
karena kita tumbuh ke atas, tapi masih dalam petak yang sama.
Akar kita tumbuh ke dalam dan tak bisa terlalu jauh kesamping.
Selalu tercipta kutub-kutub pemahaman yang tak akan bertemu kalau tidak dijembatani.

Jembatan yang rendah hati, bukan kesombongan diri.


Karya:
Dee - Jembatan Zaman (1998)
Filosofi Kopi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar