Rabu, 13 Oktober 2010

Ayah


hai
kadang aku berfikir.
apakah sudah aku melupakanmu?
dan akankah aku melupamu?

ketika hujan datang
seketika aku teringat.
tanah basah 9 agustus lalu.

apakabarmu didalam sana.
seandainya bisa aku lanjutkan kisah si semut eno lerian,
"semut semut kecil. saya mau tanya.. apakah kamu didalam sana,
temani ayahku?
semut semut kecil. saya mau tanya . apakah ayah didalam sana
merasa sepi?"

apakah sudah aku melupamu?
sudah cukupkah doaku untukmu?

sewaktu kecil aku teringat
sinema sabtu siang sctv.
mereka membakar kertas dan baju untuk mereka yang telah tiada
agar disana yang meninggalkan tidak kedinginan/
bagaimana denganmu?
haruskah aku bakar diriku?

dan kursi itu
yang selalu menjadi "best spot" mu sampai malam
mulai dingin. karena tidak lagi diduduki
dan kesibukan mulai membuatku melupamu.
apakah aku melupamu?
tidak!
jangan menangis ayah.
aku tidak begitu.

IMUACA.
IMUACA.
IMUACA.

2 komentar:

  1. nggak ada kado yang lebih baik dan lebih indah buat ayah kamu di sana, selain ketulusan doa seorang anak shaleh dan cantik seperti dirimu, Caca :)

    BalasHapus