7:19 PM
Manusia
kasta tertinggi dalam semesta cipta Tuhan.
tetapi rendah dalam berakal budi.
seringkali kemudian menggunakan tolak ukur sendiri,
bahwa mereka adalah Tuhan untuk mereka sendiri.
berpesta dan bersuka ria. berfoya dan berhura.
entah Naif atau menutup mata.
dan pada belahan waktu dan tempat lainnya,
manusia lainnya,
tersedu memaksa Tuhan untuk segera bangun di malam hari.
sekedar tatap muka untuk mendengar segala pilu dan resah mereka.
bersimbah harapan dan kepasrahan, akan nasib yang merasa dipermainkan.
dan Tuhan.
menggunakan "tali kendali" kasat mata.
menjadi sutradara dalam lakon nasib manusia.
dalam analogi sebuah roda berputar, kadang nasib baik tp bisa juga buruk.
tapi entah kapan. roda itu kemudian mempersilahkan keduanya untuk bertukar posisi.
karena tampaknya semua selalu pada tempatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar